468x60

.

Saya (Akhirnya) divonis PCOs dengan Tuba Falopi Sebelah Kanan Non Paten dan sedang berjuang untuk Hamil

Thursday, November 7, 2019
Memiliki buah hati adalah impian bagi semua pasangan-pasangan yang baru menikah (kecuali bagi mereka yang karna suatu hal berencana untuk menundanya) begitu juga dengan aku dan suami.
Tapi.., di awal pernikahan aku tidak begitu "antusias" atau begitu mendamba-dambakan langsung di beri Tuhan Anugrah itu, karena aku tahu kondisi tubuhku. Aku berbeda dengan wanita normal pada umumnya dan sudah menunjukkan tanda-tanda itu sebelum aku menikah.
yup, saat masih gadis, aku terindikasi PCOs. Aku mengetahuinya dari kakak kandungku yang juga menderita PCOs, dia memperhatikan ciri maupun gejala-gejala penderita PCOs ada padaku. Dia selalu menanyakan apakah haidku teratur atau tidak. Memang pada saat gadis haidku datang sekali dua bulan, bahkan pernah beberapa kali  dalam tiga bulan baru datang. Awalnya aku menganggap biasa aja, bahkan merasa nyaman karena tidak direpotkan dengan tamu bulanan itu, tapi itu adalah sikap yang salah yaa teman-teman.. jika kalian mengalami hal yang sama segera periksakan ke dokter. Saat aku kuliah haidku juga masih seperti itu, dan ketika tidak haid, biasanya aku keputihan, bahkan terkadang pinggangku terasa nyeri dan ngilu, dan jika haid (apalagi kalau lama baru haid) maka akan keluar gumpalan-gumpalan darah.
aku mulai khawatir dengan kondisi tersebut dan memberanikan diri untuk memeriksakannya ke dokter. ketika periksa ke dokter, dokter hanya mengatakan bahwa itu hanya pengaruh hormon, dan aku cuma direspin obat pelancar haid. selang beberapa lama, haidku kembali berantakan dan aku selalu mengalami keputihan.
kakakku juga memperhatikan bahwa aku memiliki kumis tipis dan rambutku sering rontok, dia makin curiga kalau aku juga terindikasi PCOs, akhirnya aku googling tentang PCOs dan ternyata benar, dari 3 Ciri Utama PCOs, aku mengalaminya 2 diantaranya, yaitu :
1. haid tidak teratur;
2. kelebihan hormon androgen yang ditandai hirutisme (tumbuhnya rambut di area tubuh tak biasa)
3. resisten insulin (dari hasil tes lab)

untuk ciri yang ke-tiga, aku belum mengetahui apakah aku resisten insulin karena untuk mengetahuinya harus tes darah di laboratorium klinik.
kondisi seperti itu berlanjut terus, haidku tak kunjung teratur, kakakku menyuruhku untuk tidak memakan makanan yang ga sehat dan mengkonsumsi rebusan kayu manis (terkadang kayu manis utuh aku emut seperti makan permen dan terkadang aku konsumsi bubuk kayu manis) beberapa lama mengkonsumsi kayu manis dan rajin olah raga, haidku jadi teratur (dulu aku selalu jogging pagi sama anjingku, cece :D )
tapi setelah tamat kuliah, dan kerja, hal itu juga hilang timbul kulakukan.
sampai pada akhirnya aku memasuki usia matang dan sedang mempersiapkan diri kalau-kalau ada pria yg menyukaiku dan mengajakku menikah ada kekhawatiran bahwa aku akan sulit memiliki keturunan dan aku kembali lagi jaga pola hidup dan semakin sering cari informasi tentang PCOs.
semua artikel tentang PCOs, baik artikel dari luar negri maupun dari dalam negri. Aku juga sudah mengikuti group Facebook PCOs yang notabene membernya sudah pada berkeluarga.
Lalu aku dekat dengan pria yang kini jadi suamiku dan kami berpacaran untuk mempersiapkan pernikahan dan selama persiapan itu kami juga membahas tentang keturunan, bagaimana jika lama punya anak atau bahkan tidak dikasi anak sama sekali sama Tuhan, kami sepakat untuk tetap menjalaninya bersama-sama, namun aku belum menjelaskan tentang kondisiku yang terindikasi PCOs.
hingga pada akhirnya, saat pria itu melamarku aku memberitahu tentang kondisiku bahwa aku mungkin akan sulit hamil, sama seperti kakakku (aku menyamakan diriku dengan kakakku karna cukup sulit menjelaskan PCOs kepada orang awam. Tapi aku sungguh beruntung, dia tetap mau menerima kondisiku.

Setelah beberapa bulan menikah, aku memeriksakan diriku ke salah satu dokter kandungan yang cukup terkenal di Medan. awalnya aku di USG transvaginal (USG ini hanya bisa dilakukan pada perempuan yang sudah menikah/sudah pernah melakukan hubungan seksual). Dari hasil USG, dokter langsung memvonis diriku PCO. Secara pribadi aku tidak begitu terkejut karena seperti yang aku jelaskan di awal, tapi tetap aja jadi bahan pikiran bahwa dugaan selama ini ternyata benar dan aku akan susah memiliki keturunan. Tapi bersyukur, suamiku tetap menerima aku apa adanya.

Sekarang, aku harus berjuang untuk mengendalikan PCOs ini. dan cara yang paling ampuh adalah menjaga pola hidup (pola makan, managemen stress dan olahraga). wow, kelihatannya gampangkan? tapi itulah yang paling susah dilakukan bagi sebagian besar penderita PCOs.
untuk cerita selanjutnya nantikan yaaa :)

0 comment: